Perahu motor menerjang laut Kepulauan Aru di Maluku, hendak menuju sebuah desa bernama Tasinwaha yang terletak di Aru Utara. Akses utama menuju Tasinwaha hanya dapat ditempuh menggunakan jalur air. Itupun tidak setiap waktu, Tasinwaha aman untuk dikunjungi, karena bergantung pada cuaca dan gelombang laut. Di desa terpencil ini, terdapat 210 jiwa umat Katolik yang dilayani oleh Paroki St. Yosafat, Marlasi, Keuskupan Amboina. Mereka menggunakan sebuah gereja kecil yang sudah rusak untuk beribadah, Gereja St. Teresa Kalkuta, Tasinwaha. Menurut sejarahnya, gereja ini sudah berdiri sejak tahun 1976, kira-kira 49 tahun lamanya. Wajar jika kondisi fisiknya sudah tidak layak lagi digunakan.
Umat Tasinwaha sendiri menggantungkan hidupnya pada laut sebagai nelayan. Dengan pendapatan tidak menentu karena situasi cuaca yang mempengaruhi laut, keadaan ekonomi umat sangat sulit. Sebagian kecil umat mencari makan dengan bercocok tanah umbi-umbian. Dalam situasi itu, umat tetap berusaha untuk memulai pembangunan Gereja, meski kini harus berhenti karena dana tidak ada lagi. Pembangunan itu hanya menyisakan tiang-tiang kolom yang belum selesai dikerjakan. Atas dasar kehendak baik Mgr. Seno Ngutra, Uskup Amboina, beliau berharap Gereja Tasinwaha dapat segera dilanjutkan supaya dapat digunakan oleh umat.
Sedikit berkat yang Anda berikan, sangat berarti untuk umat Tasinwaha, mereka dapat memuji Tuhan di tempat yang layak dan pantas.
Total Donasi
100%
Terkumpul
Rp. 580.896.248
Goal
Rp. 550.000.000
Donatur
Berdonasi melalui Jala Kasih aman, terjamin, dan mudah dengan banyak opsi pembayaran yang dapat dipilih.
Donasi Lainnya
Kegiatan pencarian dana untuk berbagai institusi di dalam Gereja Katolik yang sedang berjalan
GK 203 - St. Teresa Calcutta, Tasinwaha
Tolong Gereja Nelayan di Kepulauan Aru
Total Donasi
100%
Terkumpul
Rp. 580.896.248
Goal
Rp. 550.000.000
Perahu motor menerjang laut Kepulauan Aru di Maluku, hendak menuju sebuah desa bernama Tasinwaha yang terletak di Aru Utara. Akses utama menuju Tasinwaha hanya dapat ditempuh menggunakan jalur air. Itupun tidak setiap waktu, Tasinwaha aman untuk dikunjungi, karena bergantung pada cuaca dan gelombang laut. Di desa terpencil ini, terdapat 210 jiwa umat Katolik yang dilayani oleh Paroki St. Yosafat, Marlasi, Keuskupan Amboina. Mereka menggunakan sebuah gereja kecil yang sudah rusak untuk beribadah, Gereja St. Teresa Kalkuta, Tasinwaha. Menurut sejarahnya, gereja ini sudah berdiri sejak tahun 1976, kira-kira 49 tahun lamanya. Wajar jika kondisi fisiknya sudah tidak layak lagi digunakan.
Umat Tasinwaha sendiri menggantungkan hidupnya pada laut sebagai nelayan. Dengan pendapatan tidak menentu karena situasi cuaca yang mempengaruhi laut, keadaan ekonomi umat sangat sulit. Sebagian kecil umat mencari makan dengan bercocok tanah umbi-umbian. Dalam situasi itu, umat tetap berusaha untuk memulai pembangunan Gereja, meski kini harus berhenti karena dana tidak ada lagi. Pembangunan itu hanya menyisakan tiang-tiang kolom yang belum selesai dikerjakan. Atas dasar kehendak baik Mgr. Seno Ngutra, Uskup Amboina, beliau berharap Gereja Tasinwaha dapat segera dilanjutkan supaya dapat digunakan oleh umat.
Sedikit berkat yang Anda berikan, sangat berarti untuk umat Tasinwaha, mereka dapat memuji Tuhan di tempat yang layak dan pantas.